Senin, 22 Maret 2010

Sinopsis Novel Keren "Eat Pray Love"

Eat, Pray, Love adalah film terbaru Julia Roberts yang diangkat dari novel karya penulis wanita Amerika, Elizabeth Gilbert. Novel tersebut merupakan pengalaman pribadi Gilbert saat berusia 32 tahun pasca bercerai dari suaminya. Setelah perceraiannya Gilbert akhirnya memutuskan untuk berkelana ke berbagai negara demi mencari pengalaman spiritual serta tentu saja menemukan cinta baru.

Tiga negara yang sempat dikunjungi Gilbert ketika itu adalah Italia, dimana ia menghabiskan waktu selama empat bulan di sana, kemudian berlanjut ke India selama empat bulan demi mencari ketenangan spiritual dan berakhir di Indonesia dimana akhirnya ia menemukan cintanya kembali setelah bertahun-tahun tinggal di pulau Bali.

Film yang rencananya akan dirilis tahun 2011 tersebut diproduseri oleh aktor Brad Pitt lewat rumah produksi miliknya Plan B, dimana salah satu tempat syuting film ini berada di Ubud Bali.

Berikut sinopsi Film tersebut

Memasuki usia tiga puluh tahun Gibert telah mendapatkan semua yang diinginkan oleh seorang wanita Amerika modern. Selain seorang suami dan sebuah rumah, Gilbert yang ambisius dan terpelajar juga punya karier yang cemerlang.

Namun, bukannya bahagia, dia justru menjadi panik, sedih, dan bimbang menghadapi kehidupan. Gilbert merasakan pedihnya perceraian, depresi, kegagalan cinta dan kehilangan pegangan dalam hidupnya.

Untuk memulihkan dirinya, Gilbert pun mengambil langkah yang cukup ekstrem. Dia meninggalkan pekerjaan dan orang-orang yang dikasihinya untuk melakukan petualangan seorang diri berkeliling dunia.

Bagi seorang perempuan yang berpenampilan menarik, perjalanan solo ini jelas petualangan seru. Makan, doa, dan cinta adalah catatan kejadian di bulan-bulan pencarian jati dirinya itu.

Dalam petualangannya itu, Gilbert menetapkan tujuan ke tiga tempat berbeda. Di setiap negara, ia meneliti aspek kehidupan dengan latar budayanya masing-masing.

Italia menjadi tempat tujuan pertamanya. Di negeri nan elok ini, Gilbert mempelajari seni menikmati hidup dan bahasa Italia. Tak lupa, ia juga mengumbar nafsu makannya dengan menyantap aneka masakan Italia yang enak-enak. Wajar saja jika kemudian bobot tubuhnya pun bertambah 12 kilogram.

Dari Italia, Gilbert bertolak menuju India. Di negeri ini dia mempelajari seni devosi atau penyerahan diri di sebuah Ashram atau padepokan Hindu. Ia menghabiskan waktu empat bulan untuk mengeksplorasi sisi spiritualnya.

Akhirnya, Bali menjadi tujuan terakhirnya. Di Pulau Dewata inilah wanita matang ini menemukan tujuan hidupnya, yakni kehidupan yang seimbang antara kegembiraan duniawi dan ketenangan batin.

Ia menjadi murid seorang dukun tua bernama Ketut Liyer yang juga seorang pelukis dan peramal lewat bacaan garis tangan. Gilbert juga bersahabat dengan Nyoman, penjual jamu tradisional Bali.

Dan yang terpenting, di Bali, Gilbert yang sudah apatis dan merasa tak akan pernah lagi bisa berhubungan romantis dengan lelaki manapun, akhirnya malah menemukan kembali cinta sejati pada diri Felipe, pria separuh baya asal Brasil yang jauh lebih tua darinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar